Pengertian, Hukum dan Tata Cara Membayar Fidyah

Fidyah: Pengertian, Hukum, dan Tata Cara Membayarnya bagi yang Tidak Mampu Berpuasa

18/02/2025 | Otnay

Fidyah merupakan salah satu konsep penting dalam Islam yang berkaitan dengan ibadah puasa, khususnya bagi mereka yang tidak dapat menjalankan puasa Ramadhan karena alasan tertentu. Berikut penjelasan lengkap tentang fidyah, mulai dari pengertian, landasan hukum, hingga tata cara membayarnya.

 

1.    Apa Itu Fidyah?

Fidyah berasal dari kata bahasa Arab “Fidyatun ” yang berarti tebusan atau pengganti. Dalam konteks puasa Ramadhan, fidyah adalah sejumlah makanan yang diberikan kepada orang miskin sebagai pengganti kewajiban berpuasa bagi orang yang tidak mampu menjalankannya karena uzur syar'i.

 

2.    Siapa yang Wajib Membayar Fidyah?

Fidyah wajib disebutkan oleh: 

1)   Orang yang sakit parah dan tidak ada harapan sembuh, sehingga tidak mampu berpuasa. 

2)   Orang tua renta yang tidak kuat lagi berpuasa. 

3)   Wanita hamil atau menyusui yang khawatir akan kesehatan dirinya atau anaknya jika berpuasa. 

4)   Orang yang meninggal dunia sebelum sempat mengqadha puasanya (keluarganya boleh membayarkan fidyah atas namanya). 

 

3.    Landasan Hukum Fidyah

Fidyah dijelaskan dalam Al-Qur'an dan Hadits. Berikut dalil-dalilnya: 

a. Dalil dari Al-Qur'an

Firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 184: 

Artinya: “Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin.” (QS. Al-Baqarah : 184)

 

b. Dalil dari Hadits

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA tentang fidyah untuk orang tua renta dan wanita hamil/menyusui: 

Artinya: ”Seorang wanita bertanya kepada Nabi SAW tentang puasa ibunya yang telah meninggal, sementara ibunya masih memiliki hutang puasa setiap bulannya. Nabi SAW bersabda, 'Bagaimana pendapatmu jika ibumu memiliki utang, lalu kamu melunasinya, apakah itu akan melunasi utangnya?' Wanita itu menjawab, 'Ya.' Nabi SAW bersabda, 'Berpuasalah untuk ibumu.” (HR.Muslim) 

 

4.    Besaran Fidyah 

Fidyah yang harus dibaca adalah 1 lumpur makanan pokok (sekitar 0,75 kg beras atau setara) untuk setiap hari puasa yang ditinggalkan. Fidyah ini diberikan kepada satu orang miskin. 

Contoh: Jika seseorang tidak berpuasa selama 10 hari, maka ia harus memberikan 10 x 0,75 kg = 7,5 kg beras kepada 10 orang miskin (atau 7,5 kg kepada satu orang miskin). 

 

5.    Tata Cara Membayar Fidyah

1)   Hitung jumlah hari puasa yang ditinggalkan. 

2)   Siapkan makanan pokok (beras, gandum, atau kurma) sebesar 1 lumpur per hari. 

3)   Memberikan langsung kepada orang miskin atau melalui lembaga amil zakat yang terpercaya. 

4)   Jika ingin membayar dengan uang, pastikan hasilnya setara dengan harga makanan pokok yang ditentukan. 

 

6.    Kesimpulan

Fidyah adalah bentuk keringanan (rukhsah) dari Allah SWT bagi orang yang tidak mampu berpuasa karena uzur syar'i. Dengan membayar fidyah, kewajiban ibadah puasa tetap terpenuhi meskipun tidak dilakukan secara langsung. Semoga penjelasan ini bermanfaat dan memudahkan kita dalam memahami konsep fidyah. 

 

Sumber: 

1)   Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 184 

2)   Hadits Riwayat Muslim 

3)   Kitab Fiqh Sunnah oleh Sayyid Sabiq

KOTA SURABAYA

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ  |   2.2.12