Ketegasan Abu Bakar As Siddiq Dalam Menjaga Amanah Zakat Sebagai Cermin Akuntabilitas Umat
03/11/2025 | Penulis: Dini
Ketegasan Abu Bakar As Siddiq Dalam Menjaga Amanah Zakat
Setelah wafatnya Rasulullah SAW, tampuk kepemimpinan umat Islam dipegang oleh Abu Bakar As Siddiq radhiyallahu ‘anhu. Dalam masa kepemimpinannya, beliau menghadapi ujian berat: banyak kabilah menolak menunaikan zakat karena menganggap kewajiban itu hanya berlaku di masa Nabi. Namun, Abu Bakar menunjukkan ketegasan luar biasa. Beliau menegakkan prinsip akuntabilitas dan ketaatan terhadap syariat dengan tegas, sehingga zakat tetap menjadi fondasi kesejahteraan umat. Sikap ini menjadi inspirasi penting bagi lembaga zakat modern seperti BAZNAS Kota Surabaya untuk menjaga amanah dan kepercayaan publik.
Abu Bakar As Siddiq dan Perang Melawan Kaum yang Menolak Zakat
Ketika sebagian umat mulai enggan menunaikan zakat, Abu Bakar berkata dengan tegas,
“Demi Allah, aku akan memerangi orang yang memisahkan antara salat dan zakat. Zakat adalah hak harta. Demi Allah, seandainya mereka enggan menyerahkan tali pengikat unta yang dahulu mereka serahkan kepada Rasulullah, niscaya aku akan memerangi mereka karena keengganan itu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ucapan ini menggambarkan betapa zakat bukan hanya urusan pribadi, tetapi urusan keadilan sosial dan akuntabilitas umat.
Abu Bakar memahami bahwa jika zakat dibiarkan diabaikan, maka tatanan ekonomi umat akan hancur dan kesenjangan sosial akan melebar. Oleh karena itu, beliau menegakkan hukum zakat dengan penuh tanggung jawab dan kejujuran.
Prinsip Akuntabilitas Dalam Pengelolaan Zakat
Abu Bakar tidak hanya menegakkan hukum zakat, tetapi juga memastikan pengelolaannya dilakukan secara amanah dan transparan.
Beliau menunjuk para amil zakat yang terpercaya dan berintegritas, memastikan setiap harta zakat tercatat dan disalurkan sesuai dengan ketentuan syariat. Dalam pandangan Abu Bakar, zakat adalah bentuk keadilan ekonomi yang harus dijaga dari penyalahgunaan.
Para sahabat mencatat bahwa Abu Bakar selalu memeriksa laporan zakat yang masuk dan memastikan distribusinya tepat sasaran. Beliau mencontohkan bahwa kejujuran dan keterbukaan dalam mengelola dana umat adalah bagian dari ibadah.
Nilai-nilai inilah yang menjadi dasar sistem pengelolaan zakat di masa kini, di mana transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci utama lembaga zakat seperti BAZNAS Kota Surabaya.
BAZNAS Surabaya Meneladani Ketegasan Abu Bakar As Siddiq
Semangat Abu Bakar As Siddiq dalam menjaga zakat menjadi teladan bagi BAZNAS Kota Surabaya dalam menjalankan amanah umat.
Sebagai lembaga resmi negara, BAZNAS berkomitmen menegakkan nilai kejujuran, transparansi, dan tanggung jawab publik sebagaimana diajarkan oleh para khalifah Islam.
Setiap rupiah dana zakat yang diterima BAZNAS dicatat secara sistematis, diaudit secara berkala, dan dilaporkan kepada masyarakat agar tidak ada keraguan dari para muzaki.
Program-program seperti zakat produktif, bantuan usaha mikro, beasiswa pendidikan, dan bantuan kesehatan mustahik dijalankan dengan sistem verifikasi dan pelaporan yang terbuka.
Dengan sistem ini, BAZNAS Surabaya berupaya menghidupkan kembali semangat Abu Bakar dalam menjaga kepercayaan umat bahwa zakat bukan sekadar kewajiban, tetapi amanah besar yang harus dikelola secara profesional dan bertanggung jawab.
Zakat Sebagai Pilar Kejujuran dan Keadilan
Abu Bakar As Siddiq dikenal sebagai sosok yang sangat jujur dan tidak pernah mengambil keuntungan pribadi dari harta umat.
Bahkan setelah menjadi khalifah, beliau tetap hidup sederhana dan hanya mengambil gaji sekadarnya.
Sikap ini menunjukkan bahwa pengelolaan zakat dan harta umat harus bersih dari kepentingan pribadi.
Spirit inilah yang terus dijaga oleh BAZNAS Kota Surabaya, di mana setiap dana zakat disalurkan sepenuhnya untuk kemaslahatan umat. Tidak ada keuntungan pribadi yang diambil dari dana zakat, karena semuanya adalah hak mustahik yang wajib dikembalikan.
Dengan demikian, zakat menjadi sarana menumbuhkan keadilan, memperkuat solidaritas sosial, dan menghapus kesenjangan ekonomi di tengah masyarakat.
Meneladani Abu Bakar Dalam Menunaikan Amanah Zakat
Umat Islam di Surabaya dapat meneladani ketegasan dan keikhlasan Abu Bakar dengan cara menunaikan zakat melalui lembaga resmi dan terpercaya. Menyalurkan zakat melalui BAZNAS bukan hanya menjamin ketepatan sasaran, tetapi juga menjadi bagian dari perjuangan menjaga amanah umat sebagaimana dilakukan Abu Bakar. Setiap zakat yang ditunaikan secara jujur dan terbuka adalah bentuk akuntabilitas spiritual kepada Allah SWT. Zakat bukan hanya membersihkan harta, tetapi juga menyucikan jiwa, menumbuhkan keadilan, dan memperkuat ekonomi umat.
Kesimpulan
Kisah Abu Bakar As Siddiq radhiyallahu ‘anhu mengajarkan bahwa zakat adalah amanah besar yang harus dijaga dengan ketegasan, kejujuran, dan tanggung jawab. Zakat tidak boleh dianggap ringan, karena ia adalah pilar kesejahteraan dan keadilan dalam Islam.
Semangat inilah yang terus dihidupkan oleh BAZNAS Kota Surabaya, lembaga pengelola zakat yang berkomitmen menjalankan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan profesionalisme. Dengan menunaikan zakat melalui BAZNAS, umat Islam turut menjaga warisan nilai Abu Bakar As Siddiq—menegakkan keadilan dan amanah demi kesejahteraan umat.
Artikel Lainnya
10 Manfaat Zakat yang Dapat Meningkatkan Kesejahteraan Umat
Penyaluran Zakat Harus Sesuai Asnaf untuk Menjamin Keberkahan dan Keadilan
Peran Zakat dalam Ekonomi Berkelanjutan
Pentingnya Zakat dalam Meningkatkan Kepedulian Sosial
Amil Zakat Garda Terdepan Kepedulian Umat
Kisah Inspiratif Ali bin Abi Thalib Dalam Mengelola Baitul Maal

Info Rekening Zakat
Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.
BAZNAS
