WhatsApp Icon
Sedekah di Era Modern: Makna, Relevansi, dan Dampaknya bagi Kehidupan

Sedekah adalah salah satu ajaran luhur dalam Islam yang tidak lekang oleh waktu. Sejak zaman Rasulullah SAW hingga kini, sedekah menjadi sarana untuk membersihkan harta, menumbuhkan empati, serta memperkuat ikatan sosial di antara manusia. Namun, dalam konteks zaman modern yang penuh dinamika dan perubahan, praktik sedekah mengalami transformasi baik dari segi bentuk, media, maupun dampaknya. Hal ini menunjukkan bahwa sedekah bukanlah ibadah yang statis, melainkan selalu relevan dengan perkembangan zaman.

Makna Sedekah yang Tidak Berubah

Secara hakikat, sedekah adalah pemberian sukarela yang dilakukan dengan ikhlas, baik berupa harta, tenaga, waktu, maupun pengetahuan. Al-Qur’an dan hadis menegaskan bahwa sedekah bukan hanya berupa materi, melainkan juga segala kebaikan yang memberi manfaat kepada orang lain. Senyuman, bantuan kecil, hingga doa pun dapat bernilai sedekah. Makna dasar ini tidak berubah dari dulu hingga sekarang, hanya cara penyampaian dan bentuknya yang menyesuaikan dengan situasi masyarakat.

Sedekah dalam Konteks Zaman Modern

Di era digital, kebiasaan bersedekah mendapatkan wajah baru. Jika dahulu sedekah identik dengan kotak amal di masjid, kini masyarakat bisa menyalurkan sedekah melalui berbagai platform digital. Layanan donasi online, dompet digital, hingga aplikasi khusus sedekah menjadikan proses berbagi semakin mudah dan cepat. Cukup dengan beberapa sentuhan di layar ponsel, seseorang bisa menyalurkan bantuan ke berbagai daerah, bahkan lintas negara.

Hal ini menunjukkan bahwa kemajuan teknologi justru membuka pintu kebaikan lebih luas. Orang yang sebelumnya kesulitan menyalurkan donasi karena keterbatasan jarak atau waktu, kini dapat melakukannya tanpa hambatan. Fenomena ini membuktikan bahwa sedekah tetap relevan, bahkan semakin penting untuk menjawab tantangan zaman modern.

Sedekah sebagai Solusi Sosial dan Ekonomi

Di tengah meningkatnya kesenjangan sosial, sedekah hadir sebagai solusi yang membumi. Pandemi global, krisis ekonomi, serta tantangan kehidupan urban menjadikan sedekah tidak sekadar ibadah individual, tetapi juga mekanisme solidaritas sosial. Dengan adanya sedekah, banyak masyarakat yang dapat bertahan hidup, mulai dari fakir miskin, anak yatim, hingga mereka yang terdampak bencana alam.

Lebih dari itu, sedekah yang dikelola secara kolektif melalui lembaga zakat, infak, dan sedekah (ZIS) mampu menciptakan program pemberdayaan. Bantuan modal usaha, pelatihan keterampilan, hingga penyediaan beasiswa pendidikan adalah bentuk nyata sedekah yang bertransformasi menjadi instrumen pembangunan. Dengan demikian, sedekah tidak hanya menyelesaikan masalah sesaat, tetapi juga mendorong kemandirian dan keberlanjutan.

Tantangan Sedekah di Era Kekinian

Meskipun teknologi mempermudah, praktik sedekah di zaman sekarang juga menghadapi tantangan. Salah satunya adalah munculnya kasus penipuan atau penyalahgunaan donasi online yang dapat mengurangi kepercayaan masyarakat. Oleh sebab itu, perlu adanya literasi digital agar masyarakat lebih bijak dalam memilih saluran sedekah yang terpercaya. Transparansi pengelolaan dana juga menjadi tuntutan utama di era keterbukaan informasi ini.

Selain itu, gaya hidup konsumtif yang seringkali menguasai generasi muda membuat sebagian orang lebih sibuk memenuhi keinginan pribadi dibandingkan berbagi. Di sinilah peran dakwah, pendidikan, dan keteladanan sangat penting untuk menumbuhkan kesadaran bahwa sedekah bukan hanya tentang memberi, tetapi juga tentang membahagiakan hati dan menumbuhkan keberkahan hidup.

Sedekah dan Generasi Muda

Generasi muda memiliki peran strategis dalam mempopulerkan sedekah di era modern. Kreativitas mereka dalam memanfaatkan media sosial dapat menjadi sarana dakwah dan kampanye berbagi. Misalnya, gerakan sedekah online yang diviralkan di media sosial mampu menarik banyak partisipasi dalam waktu singkat. Bahkan, muncul tren “sedekah bersama” melalui komunitas atau kelompok hobi, yang menunjukkan bahwa budaya berbagi bisa dikemas dengan cara yang menarik dan kekinian.

Generasi muda juga dapat menyalurkan ide-ide inovatif dalam mengembangkan program sosial berbasis sedekah, seperti menggalang dana untuk pendidikan, kesehatan, atau pelestarian lingkungan. Dengan demikian, sedekah tidak hanya bernilai spiritual, tetapi juga menjadi motor penggerak perubahan sosial.

Kesimpulan

Sedekah adalah amalan yang senantiasa relevan, kapan pun dan di mana pun. Di era modern ini, sedekah tidak lagi terbatas pada bentuk tradisional, melainkan semakin variatif berkat dukungan teknologi dan kreativitas manusia. Dari donasi digital hingga program pemberdayaan masyarakat, sedekah membuktikan dirinya sebagai instrumen penting untuk mengurangi kesenjangan sosial, mempererat persaudaraan, serta menciptakan kehidupan yang lebih seimbang.

Tantangan seperti penipuan digital atau gaya hidup konsumtif memang ada, tetapi hal itu tidak mengurangi urgensi sedekah. Justru, tantangan tersebut menuntut kita untuk lebih bijak, kreatif, dan konsisten dalam menyalurkan kebaikan. Pada akhirnya, sedekah bukan hanya tentang apa yang kita keluarkan, tetapi tentang bagaimana kita menjadikan hidup ini lebih bermakna dengan berbagi kepada sesama.

25/09/2025 | Kontributor: Bram
Keluarga Cinta Zakat: Menanamkan Nilai Kepedulian Sejak Dini

Zakat bukan sekadar kewajiban agama, melainkan juga sarana untuk menumbuhkan rasa kepedulian sosial yang mendalam. Di balik setiap zakat yang dikeluarkan, terdapat doa, harapan, dan kebahagiaan bagi orang lain yang menerima. Namun, lebih dari itu, zakat juga bisa menjadi fondasi utama dalam membangun keluarga yang peduli terhadap sesama.

Keluarga adalah sekolah pertama bagi seorang anak. Apa yang dilihat dan dipelajari di rumah akan membentuk karakter, pola pikir, serta kebiasaan mereka di masa depan. Karena itulah, menumbuhkan budaya cinta zakat dalam keluarga menjadi langkah penting agar generasi penerus tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kaya hati dan penuh empati.

Peran Orang Tua sebagai Teladan

Anak-anak adalah peniru ulung. Mereka belajar lebih cepat dari apa yang mereka lihat dibandingkan dari apa yang hanya mereka dengar. Ketika orang tua melaksanakan zakat dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, anak-anak akan merekam perilaku tersebut sebagai sesuatu yang mulia dan patut ditiru.

Bayangkan seorang ayah yang mengajak anaknya ikut ke masjid untuk menyerahkan zakat fitrah menjelang Idulfitri. Atau seorang ibu yang mengajak anaknya berdiskusi tentang zakat penghasilan yang dikeluarkan setiap bulan. Tindakan sederhana itu memberi pesan kuat bahwa zakat bukan beban, melainkan jalan kebahagiaan dan keberkahan.

Lebih jauh lagi, orang tua bisa menjelaskan kepada anak bahwa zakat bukan sekadar memberi uang, tetapi juga bentuk rasa syukur kepada Allah atas nikmat rezeki yang telah diberikan. Dengan begitu, anak tidak hanya melihat zakat sebagai kewajiban, tetapi juga sebagai bentuk ibadah yang penuh makna.

Menumbuhkan Kebiasaan Sejak Dini

Kebiasaan baik akan lebih mudah melekat jika ditanamkan sejak dini. Maka, keluarga bisa mulai dengan langkah-langkah kecil:

  1. Mengajarkan sedekah harian – misalnya dengan menyediakan celengan khusus untuk anak agar mereka terbiasa menyisihkan sebagian uang jajannya.

  2. Menceritakan kisah inspiratif – orang tua bisa membacakan kisah sahabat Nabi atau tokoh Muslim yang dermawan, sehingga anak terinspirasi untuk meneladani.

  3. Melibatkan anak saat menyalurkan zakat – ajak anak ikut serta ketika zakat diberikan kepada yang berhak, sehingga mereka menyaksikan langsung senyum bahagia para penerima.

  4. Menjelaskan manfaat sosial zakat – bukan hanya sebagai ibadah pribadi, tetapi juga sebagai cara menjaga keseimbangan sosial dan mengurangi kesenjangan dalam masyarakat.

Keluarga sebagai Agen Perubahan Sosial

Ketika sebuah keluarga membiasakan diri dengan zakat, manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh anggota keluarga tersebut, tetapi juga oleh lingkungan sekitar. Anak-anak yang tumbuh dengan nilai kepedulian akan lebih peka terhadap masalah sosial, lebih mudah berempati, dan lebih siap untuk berbagi.

Bayangkan jika nilai cinta zakat ini ditanamkan dalam jutaan keluarga di Indonesia. Tentu, dampaknya akan luar biasa besar. Bukan hanya angka kemiskinan yang berkurang, tetapi juga rasa persaudaraan dan solidaritas di masyarakat akan semakin kuat.

Mengubah Zakat Menjadi Tradisi Keluarga

Zakat tidak seharusnya hanya dipandang sebagai kewajiban tahunan yang diingat menjelang Idulfitri. Jadikan zakat sebagai tradisi keluarga yang menyatu dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, keluarga bisa memiliki agenda bulanan untuk membicarakan zakat dan sedekah, menuliskan catatan khusus tentang rezeki yang sudah diterima, lalu menghitung hak orang lain di dalamnya.

Ketika zakat sudah menjadi budaya dalam keluarga, anak-anak tidak lagi melihatnya sebagai kewajiban kaku, tetapi sebagai identitas yang melekat pada dirinya. Dengan demikian, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang senang berbagi, peka terhadap lingkungan, dan selalu bersyukur.

Penutup

Menumbuhkan keluarga yang cinta zakat adalah investasi jangka panjang yang manfaatnya tidak hanya dirasakan di dunia, tetapi juga di akhirat. Orang tua memiliki peran besar sebagai teladan utama, sementara anak-anak adalah ladang subur yang siap menyerap nilai-nilai kebaikan.

Dengan membiasakan zakat sejak dini, keluarga tidak hanya mencetak generasi yang beriman dan bertakwa, tetapi juga generasi yang peduli, dermawan, dan siap menjadi agen perubahan sosial. Karena sejatinya, zakat bukan hanya tentang harta yang kita keluarkan, tetapi tentang hati yang kita bersihkan, keberkahan yang kita raih, dan cinta yang kita sebarkan kepada sesama.

25/09/2025 | Kontributor: Bram
Zakat Tak Hanya Kewajiban, Tapi Solusi Sosial

Zakat adalah salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim yang mampu. Namun, lebih dari sekedar kewajiban, zakat juga memiliki peran besar sebagai solusi sosial dalam meningkatkan kesejahteraan umat. Di Kota Surabaya, peran ini diwujudkan secara nyata melalui BAZNAS Kota Surabaya, lembaga resmi pengelola zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang terpercaya, amanah, dan transparan.

Zakat: Dari Kewajiban Menuju Kesejahteraan

Menunaikan zakat di BAZNAS Kota Surabaya bukan hanya soal menjalankan kewajiban agama, tetapi juga menjadi bagian dari pembangunan sosial dan ekonomi. Dana zakat yang terhimpun tidak berhenti pada penyaluran bantuan, melainkan dikelola melalui program-program yang memberi manfaat jangka panjang bagi mustahik (penerima zakat).

Dengan zakat yang disalurkan melalui lembaga resmi, umat Islam di Surabaya dapat merasa tenang karena dana mereka terselurkan sesuai syariat dan tepat sasaran.

Keunggulan Berzakat di BAZNAS Kota Surabaya

Mengapa harus berzakat di BAZNAS Kota Surabaya?

  1. Amanah dan Terpercaya – Zakat dikelola secara profesional dengan laporan keuangan transparan.

  2. Program Tepat Sasaran – Dana zakat digunakan untuk membantu masyarakat dhuafa, fakir miskin, dan mereka yang membutuhkan.

  3. Kemudahan Layanan – Masyarakat dapat membayar zakat melalui layanan offline maupun zakat online Surabaya yang mudah dan cepat.

  4. Berkah Berlipat – Zakat tidak hanya membersihkan harta, tetapi juga menjadi solusi sosial yang membantu mengurangi kemiskinan di Kota Surabaya.

Program Unggulan BAZNAS Kota Surabaya

BAZNAS Kota Surabaya memiliki beragam program yang menjadikan zakat lebih bermakna:

  • Program Ekonomi: bantuan modal usaha, alat kerja, hingga pelatihan keterampilan.

  • Program bantuan pendidikan: beasiswa anak dhuafa dan perlengkapan sekolah.

  • Program Kesehatan: bantuan pengobatan, dan dukungan gizi untuk pencegahan stunting.

  • Program Sosial & Kemanusiaan: santunan yatim, bantuan bencana, dan program pengentasan kemiskinan ekstrem.

Dampak Positif BAZNAS Kota Surabaya

Hadirnya BAZNAS Kota Surabaya memberikan banyak dampak nyata:

  • Bagi masyarakat miskin, zakat menjadi peluang untuk keluar dari lingkaran kemiskinan.

  • Bagi pemerintah kota, BAZNAS menjadi mitra strategis dalam mengurangi angka kemiskinan dan stunting.

  • Bagi umat Islam, BAZNAS memberi rasa aman dalam menunaikan zakat sesuai tuntunan syariat.

Zakat Online Surabaya: Solusi di Era Digital

Kini, menunaikan zakat di Kota Surabaya semakin mudah dengan adanya layanan bayar zakat online BAZNAS Kota Surabaya. Melalui platform digital, masyarakat dapat menyalurkan zakat fitrah, zakat maal, infak, maupun sedekah dengan cepat, praktis, dan aman.

Penutup

Zakat bukan sekedar kewajiban ibadah, tapi juga solusi nyata bagi masalah sosial di masyarakat. Melalui BAZNAS Kota Surabaya, zakat, infak, dan sedekah menjadi sarana untuk membangun kesejahteraan umat. Mari bersama-sama menunaikan zakat di BAZNAS Surabaya, agar keberkahannya tidak hanya dirasakan individu, namun juga membawa perubahan positif bagi seluruh warga Kota Surabaya.

25/09/2025 | Kontributor: Dini
Lebih Dari Sekadar Angka: Sedekah Itu Keren Buat Generasi Alpha

Di era digital yang serba cepat ini, di mana setiap anak tumbuh bersama gawai, istilah sedekah mungkin terdengar kuno. Sedekah bukan hanya tentang memberikan sejumlah uang atau barang, melainkan sebuah amalan mulia yang membawa banyak manfaat, baik secara spiritual maupun sosial. Bagi Generasi Alpha yaitu anak-anak dan remaja yang lahir sejak tahun 2010 sedekah bisa menjadi lebih dari sekadar angka di laporan keuangan. Ia adalah sebuah aksi nyata yang keren, berdampak, dan relevan dengan nilai-nilai yang mereka pegang: konektivitas, transparansi, dan perubahan sosial. sedekah tidak saja kewajiban agama tetapi juga bagian dari gaya hidup yang keren dan bermakna. Dalam era digital yang penuh dengan inovasi dan kemudahan akses, sedekah semakin mudah dilakukan dan dapat membawa dampak nyata bagi kehidupan mustahik (penerima manfaat). Peran Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) sebagai lembaga resmi pengelola zakat, sedekah, dan wakaf juga penting dalam memastikan sedekah yang dikumpulkan terkumpul dengan baik dan tersalurkan secara tepat sasaran. 

Generasi Alpha dan Kebaikan Tanpa Batas

Menurut ajaran Islam, sedekah adalah salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan. Rasulullah SAW bersabda,

“Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api” (HR. Tirmidzi).

Sedekah tidak memiliki batasan waktu dan jumlah, artinya siapa saja bisa melakukannya kapan saja, bahkan dalam jumlah kecil sekalipun.

Lebih dari sekadar angka, sedekah adalah investasi spiritual yang mengalir pahalanya hingga akhirat. Hal ini menunjukkan bahwa sedekah mencapai efek jangka panjang, bukan hanya memperbaiki kondisi penerima saat itu tetapi juga mengangkat derajat pemberinya di hadapan Allah SWT.

Untuk Generasi Alpha, sedekah bisa diterjemahkan dalam bahasa mereka. Ini adalah "challenge" kebaikan, "top up" pahala, atau "upgrade" diri menjadi pribadi yang lebih peduli. Mereka bisa melihat dampak langsung dari sedekah mereka melalui foto, video, atau laporan digital. Transparansi ini sangat penting bagi mereka.Mengapa Sedekah Keren bagi Generasi Alpha?

Tiga Alasan Utama Mengapa Sedekah Itu Keren buat Gen Alpha

  • Dampak Instan dan Terukur: Generasi Alpha adalah generasi yang terbiasa dengan hasil instan (misalnya, menekan tombol dan langsung mendapatkan respons). Mereka ingin melihat bagaimana kontribusi mereka membuat perbedaan. Lembaga seperti BAZNAS menyediakan laporan yang transparan, menunjukkan setiap rupiah sedekah disalurkan untuk apa. Anak-anak bisa melihat foto anak yang tersenyum karena mendapatkan seragam sekolah baru dari sedekah mereka, atau melihat keluarga yang mendapatkan bantuan modal usaha. Dampak nyata dan terukur ini membuat mereka merasa bangga dan termotivasi untuk terus berbagi.

  • Koneksi Digital: Sedekah zaman sekarang tidak harus dilakukan secara fisik. Generasi Alpha dapat bersedekah melalui platform digital yang mudah diakses, seperti aplikasi BAZNAS. Mereka bisa berinteraksi dengan komunitas kebaikan secara online, berpartisipasi dalam kampanye sosial, dan bahkan mengajak teman-teman mereka untuk ikut berpartisipasi. Sedekah menjadi sebuah aktivitas sosial yang menyenangkan, bukan sekadar kewajiban yang berat.

  • Membentuk Identitas Diri: Di era yang serba kompetitif, Generasi Alpha terus mencari cara untuk mengekspresikan diri dan membangun identitas. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial, termasuk sedekah, memberi mereka kesempatan untuk menunjukkan bahwa mereka peduli dan berkontribusi pada dunia. Ini membangun karakter yang kuat, empati, dan rasa tanggung jawab sosial sejak dini. Mereka tidak hanya tumbuh sebagai konsumen, tetapi juga sebagai agen perubahan yang aktif.

BAZNAS: Jembatan Kebaikan untuk Generasi Alpha

BAZNAS sebagai lembaga amil zakat dan sedekah yang resmi memegang peranan penting dalam mengelola donasi umat. Keberadaan BAZNAS menggaransi transparansi dan profesionalisme dalam pengumpulan dan penyaluran sedekah.

Beberapa peran BAZNAS yang relevan bagi Generasi Alpha antara lain:

  • Kemudahan Akses Beramal Digital
    BAZNAS menyediakan berbagai platform digital seperti aplikasi dan website resmi yang memungkinkan Generasi Alpha menunaikan sedekah secara cepat, aman, dan transparan.

  • Pelaksanaan Program Pemberdayaan Mustahik
    Dana sedekah dikelola menjadi program produktif, seperti pelatihan kewirausahaan bagi mustahik, sehingga mereka tidak hanya mendapat bantuan sementara, tapi berkesempatan mandiri secara ekonomi.

  • Kampanye Sosial dan Edukasi Sedekah
    BAZNAS aktif mengembangkan konten edukatif yang mudah dipahami dan menarik, termasuk melalui media sosial, video pendek, dan kegiatan offline di sekolah-sekolah dan komunitas pemuda.

  • Laporan Transparansi Penggunaan Dana
    BAZNAS memberikan laporan penggunaan dana secara terbuka sebagai bentuk akuntabilitas kepada donatur termasuk generasi muda, sehingga mereka bisa menyaksikan hasil nyata dari sedekah mereka.

Sedekah, Generasi Alpha, dan Digitalisasi: Koneksi yang Kuat

Era digital memudahkan Generasi Alpha untuk memahami dan menyalurkan sedekah. Dengan sentuhan teknologi, mereka bisa ikut menyebarkan kebaikan tidak hanya dalam lingkup keluarga atau lingkungan sekitar, tetapi juga dalam skala yang lebih luas melalui media sosial, crowdfunding, dan aplikasi donasi.

Digitalisasi membuat sedekah menjadi kegiatan yang lebih transparan, terekam, dan terpantau manfaatnya. Hal ini tentu mendorong rasa percaya dan semangat generasi muda untuk terus beramal.

Masa Depan Berbagi: Dari Generasi Alpha untuk Dunia

Mengajarkan sedekah kepada Generasi Alpha adalah investasi jangka panjang. Kita tidak hanya memberi mereka pemahaman tentang ajaran agama, tetapi juga membentuk mereka menjadi individu yang bertanggung jawab dan peduli. Mereka adalah calon-calon pemimpin masa depan yang akan mewarisi dunia ini. Jika sejak kecil mereka sudah terbiasa dengan nilai-nilai berbagi, maka kita bisa berharap mereka akan menciptakan peradaban yang lebih adil dan penuh kasih sayang.

Sedekah bukan sekadar angka di laporan keuangan atau kewajiban yang harus ditunaikan. Sedekah adalah resonansi kebaikan yang mengalir dari hati, menyentuh jiwa, dan menciptakan dampak nyata. Dengan dukungan lembaga profesional seperti BAZNAS, kita dapat memastikan bahwa setiap sedekah yang disalurkan oleh Generasi Alpha akan menjadi bagian dari cerita besar perubahan, sebuah cerita yang lebih keren dari game apa pun.

Kesimpulan: Sedekah sebagai Gaya Hidup Keren Generasi Alpha

Sedekah lebih dari sekadar angka finansial, ia adalah bentuk amal yang membawa keberkahan dan membentuk karakter sosial. Generasi Alpha dengan kemudahan teknologi dan semangat perubahan adalah calon-calon pegiat sedekah masa depan yang keren.

Peran BAZNAS dalam menyediakan sarana, edukasi, dan pengelolaan yang transparan sangat membantu generasi muda untuk menyalurkan sedekah secara mudah dan berdampak luas. Mari bersama-sama menanamkan semangat sedekah sejak dini agar menjadi sumber resonansi harta abadi yang manfaatnya tidak pernah berkurang, baik di dunia maupun akhirat.

25/09/2025 | Kontributor: Listy
Resonansi Harta Abadi: Dorong Semangat Berbagi Melalui Fikih Wakaf, Zakat, dan Sedekah

Dalam ajaran Islam, harta bukanlah sekadar alat untuk memenuhi kebutuhan hidup semata. Lebih dari itu, harta adalah amanah dari Allah SWT yang di dalamnya terkandung hak-hak orang lain. Mengelola harta dengan cara yang benar, sesuai dengan fikih Islam, akan melahirkan resonansi kebaikan yang tak hanya bermanfaat di dunia, tetapi juga menjadi investasi abadi di akhirat.

Berbagi adalah sarana utama dalam Islam untuk membersihkan harta dan jiwa. Dalam mengelola kekayaan, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan zakat, sedekah, dan wakaf. Instrumen ketiga ini bukan hanya sebagai kewajiban, tetapi juga sebagai investasi spiritual yang menghasilkan harta abadi atau maal al-akhirah. Konsep ini terwujud dalam tiga pilar utama: wakaf, zakat, dan sedekah, yang ketiganya kini dikelola secara profesional oleh lembaga seperti Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Surabaya.

Memahami Harta sebagai Resonansi Kebaikan

Harta abadi adalah kekayaan yang meskipun bersifat duniawi, manfaatnya terus mengalir hingga akhirat. Rasulullah SAW bersabda bahwa jika manusia meninggal dunia, amal perbuatannya terhenti kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya. (HR Muslim). Amal ketiga ini landasan menjadi bagi pentingnya wakaf, zakat, dan sedekah. Setiap umat Islam meyakini bahwa rezeki yang didapat datangnya dari Allah. Oleh karena itu, di balik kekayaan, ada kewajiban untuk berbagi. Fikih Islam menawarkan panduan secara komprehensif agar harta yang kita miliki tidak hanya berputar di kalangan orang kaya, tetapi juga dapat menciptakan keadilan sosial dan kesejahteraan bagi seluruh umat.

  • Zakat adalah kewajiban harta yang bersih yang dikeluarkan untuk membersihkan harta dan membantu golongan yang berhak menerimanya.

  • Sedekah adalah pemberian sukarela yang bisa dilakukan kapan saja dan dalam bentuk apa saja, sebagai wujud kepedulian sosial.

  • Wakaf merupakan instrumen pemberian harta yang manfaatnya dipergunakan secara terus menerus untuk kepentingan umat.

Instrumen ketiga ini memiliki potensi besar untuk membangun peradaban yang berkeadilan melalui pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur keumatan.

Peran BAZNAS dalam Menggerakkan Semangat Berbagi

BAZNAS sebagai lembaga amil resmi pemerintah memiliki tugas strategis mengumpulkan, mendistribusikan, serta mengelola zakat, sedekah, dan wakaf secara profesional, transparan, dan akuntabel. Dengan pendekatan manajemen data penerima manfaat dan teknologi digital, BAZNAS berhasil menjangkau lebih banyak mustahik dan menyalurkan dana secara tepat guna.

Beberapa peran utama BAZNAS dalam pemberdayaan mustahik meliputi:

  • Pengelolaan Produktif Zakat: Dana zakat tidak hanya sebagai bantuan konsumtif tetapi juga investasi sosial ekonomi yang membantu mustahik mandiri.

  • Pengembangan Produktif Wakaf: BAZNAS menggerakkan wakaf dalam bentuk properti, pendidikan, dan kesehatan yang manfaatnya terus menerus.

  • Program bantuan Sosial dan Kemanusiaan: Meliputi bencana alam, pengentasan kemiskinan ekstrem, dan dukungan sosial untuk peningkatan kualitas hidup.

  • Pemberdayaan Mustahik: Melalui pelatihan usaha, pendampingan bisnis, dan akses permodalan agar penerima manfaat dapat berdikari.

BAZNAS menjalankan seluruh program ini dengan prinsip amanah, akuntabilitas, dan profesionalisme. Setiap rupiah yang masuk dicatat dan dilaporkan secara transparan. Dengan demikian, muzaki tidak perlu khawatir apakah zakatnya sampai kepada yang berhak. BAZNAS memastikan bahwa setiap dana yang diamanahkan akan beresonansi menjadi kebaikan yang terukur dan berdampak luas.

Menggugah Semangat Berbagi: Panggilan untuk Umat Islam

Fenomena Resonansi Harta Abadi ini mengajak kita untuk merenung. Harta bukan sekedar milik pribadi, tetapi juga milik umat. Dengan menunaikan zakat, berinfak, bersedekah, dan berwakaf, kita tidak hanya menaati perintah agama, tetapi juga berkontribusi langsung dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

Marilah kita jadikan harta kita beresonansi. Jangan biarkan harta kita "mati" setelah kita tiada. Jadikanlah ia sebagai "kendaraan" menuju kebaikan yang tak berujung. Melalui lembaga yang kredibel seperti BAZNAS, kami dapat menyalurkan resonansi ini secara efektif. Mari bersama-sama membangun peradaban yang berlandaskan kasih sayang, keadilan, dan kepedulian.

25/09/2025 | Kontributor: Listy

Artikel Terbaru

Imunoglobulin dan ZIS Bentuk Sinergi Untuk Meningkatkan Kesehatan Dan Kesejahteraan
Imunoglobulin dan ZIS Bentuk Sinergi Untuk Meningkatkan Kesehatan Dan Kesejahteraan
Pendahuluan Kesehatan adalah pilar utama kesejahteraan suatu bangsa. Namun, akses terhadap layanan kesehatan berkualitas masih menjadi tantangan di banyak negara, terutama bagi masyarakat kurang mampu. Di sisi lain, penyakit yang berhubungan dengan defisiensi imunoglobulin protein penting dalam sistem kekebalan tubuh menjadi ancaman serius. Imunoglobulin berfungsi sebagai benteng pertahanan tubuh dari berbagai infeksi. Dalam konteks ini, dibutuhkan pendekatan inovatif yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan medis dengan instrumen filantropi. Artikel ini akan membahas bagaimana Imunoglobulin (Ig) dan Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) dapat disinergikan sebagai strategi efektif untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya di kalangan mustahik. Mengenal Imunoglobulin dan Perannya dalam Kesehatan Imunoglobulin, atau antibodi, adalah protein yang diproduksi oleh sel plasma dalam sistem kekebalan tubuh. Fungsinya sangat krusial, yaitu mengenali dan menetralkan patogen seperti bakteri dan virus. Kurangnya imunoglobulin dapat menyebabkan seseorang menjadi lebih rentan terhadap infeksi berulang, yang berakibat pada penurunan kualitas hidup dan bahkan kematian. Pengobatan untuk kondisi ini, seperti terapi penggantian imunoglobulin (IGRT), seringkali sangat mahal dan tidak terjangkau oleh sebagian besar masyarakat. Peran ZIS sebagai Katalisator Kesehatan ZIS, sebagai instrumen redistribusi kekayaan dalam Islam, memiliki potensi besar untuk menopang sektor kesehatan. Dana ZIS dapat berfungsi sebagai sumber daya finansial yang stabil dan berkelanjutan. Berbeda dengan bantuan sosial konvensional, ZIS memiliki nilai pemberdayaan yang kuat. Dengan pengelolaan yang tepat, dana ZIS dapat digunakan untuk: Pembiayaan Layanan Kesehatan : Dana ZIS dapat dialokasikan untuk membiayai pengobatan mustahik, termasuk terapi yang mahal seperti IGRT. Penyediaan Obat-obatan : ZIS dapat digunakan untuk menyediakan obat-obatan atau suplemen yang dibutuhkan oleh pasien. Program Pencegahan dan Edukasi : Sebagian dana dapat digunakan untuk program edukasi kesehatan masyarakat, termasuk pentingnya nutrisi yang seimbang dan pola hidup bersih untuk menjaga sistem kekebalan tubuh. Sinergi Imunoglobulin dan ZIS: Sebuah Model Aksi Nyata Sinergi antara imunoglobulin dan ZIS dapat diwujudkan dalam beberapa skema program: Program Donasi Imunoglobulin Berbasis ZIS : Lembaga amil zakat (LAZ) dapat bekerja sama dengan rumah sakit atau produsen farmasi untuk menyalurkan produk imunoglobulin. Dana ZIS yang terkumpul digunakan untuk membeli produk tersebut, yang kemudian diberikan secara gratis atau dengan biaya sangat rendah kepada pasien yang tidak mampu. Dana Sosial untuk Pasien Kekurangan Imunoglobulin : LAZ dapat membentuk dana khusus untuk membantu pasien dengan kondisi defisiensi imun. Dana ini tidak hanya mencakup biaya pengobatan, tetapi juga biaya transportasi, akomodasi, dan nutrisi tambahan yang diperlukan pasien selama menjalani perawatan. Kampanye Kesehatan Komprehensif : Program ini tidak hanya fokus pada pengobatan, tetapi juga pada pencegahan. Dana ZIS dapat dialokasikan untuk kampanye kesehatan yang mengajarkan masyarakat tentang pentingnya gizi baik, sanitasi, dan vaksinasi untuk meningkatkan kekebalan tubuh secara alami. Studi Kasus Potensial dan Harapan ke Depan Bayangkan sebuah anak yang menderita defisiensi imunoglobulin berulang. Keluarganya tidak mampu membiayai terapi yang dibutuhkan. Melalui sinergi ZIS, lembaga zakat dapat membantu pembiayaan pengobatan anak-anak tersebut hingga ia pulih dan dapat hidup normal. Kisah ini bukan hanya tentang pengobatan, tetapi juga tentang memutus mata rantai kemiskinan akibat sakit. Sinergi antara imunoglobulin dan ZIS adalah model yang menjanjikan. Ini menggabungkan instrumen filantropi dengan pengetahuan medis yang berubah untuk menciptakan dampak sosial yang signifikan. Dengan transparansi, akuntabilitas, dan kolaborasi yang erat antara lembaga zakat, tenaga medis, dan masyarakat, kita dapat membangun fondasi kesehatan yang lebih kuat. Dengan demikian, ZIS tidak hanya menjadi alat untuk membersihkan harta, tetapi juga untuk membersihkan penyakit dan mengangkat derajat kesehatan masyarakat, membawa kita menuju kesejahteraan yang lebih adil dan merata.
ARTIKEL17/09/2025 | Fach
Sejarah Zakat dalam Islam
Sejarah Zakat dalam Islam
Pengertian Zakat Secara etimologi, kata zakat berasal dari bahasa Arab zaka yang bermakna kesucian, kebaikan, keberkahan, serta pertumbuhan. Dalam terminologi syariat, zakat adalah bagian tertentu dari harta seorang muslim yang wajib dikeluarkan dan disalurkan kepada pihak-pihak yang berhak menerimanya (mustahik) sesuai ketentuan syariat. Zakat merupakan salah satu rukun Islam, sehingga keberadaannya menjadi kewajiban fundamental dalam kehidupan seorang muslim. Zakat di Masa Rasulullah SAW Ketika masih di Mekah, perintah zakat belum memiliki aturan rinci, melainkan berbentuk anjuran umum untuk bersedekah dan membantu kaum fakir miskin. Setelah Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, ketentuan zakat menjadi lebih jelas dengan ditetapkannya nisab, haul, serta jenis-jenis harta yang wajib dizakati. Di Madinah pula, zakat dilaksanakan secara sistematis. Rasulullah SAW menunjuk amil zakat untuk mengumpulkan harta dari umat, baik berupa hasil pertanian, hewan ternak, emas, perak, maupun perdagangan. Selanjutnya, harta tersebut disalurkan kepada delapan golongan penerima sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an (QS. At-Taubah: 60). Zakat pada Masa Khulafaur Rasyidin Sesudah Rasulullah SAW wafat, Abu Bakar Ash-Shiddiq RA menghadapi tantangan ketika sebagian kaum muslim enggan membayar zakat. Beliau bersikap tegas dengan memerangi mereka, karena zakat dipandang sebagai kewajiban yang tidak boleh diabaikan. Langkah ini menegaskan bahwa zakat adalah pondasi penting dalam sistem sosial dan ekonomi Islam. Pada masa Umar bin Khattab RA, pengelolaan zakat semakin tertata. Beliau mendirikan baitul mal, yaitu lembaga keuangan negara yang mengatur penerimaan dan pendistribusian harta umat. Dengan pengelolaan yang baik, zakat pada masa itu menjadi salah satu faktor utama terwujudnya kesejahteraan masyarakat muslim. Zakat dalam Sejarah Peradaban Islam Dalam perkembangan kekhalifahan Islam, zakat selalu menjadi instrumen sosial dan ekonomi yang strategis. Di banyak wilayah, zakat dikelola langsung oleh pemerintah. Namun, pada masa-masa tertentu, lemahnya pengawasan dan manajemen menyebabkan zakat tidak berjalan optimal. Zakat di Era Modern Hingga saat ini, zakat tetap relevan sebagai sarana pemerataan ekonomi umat. Negara-negara muslim, termasuk Indonesia, membentuk lembaga resmi seperti Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) maupun lembaga zakat swasta. Dengan sistem manajemen modern, zakat tidak hanya berfungsi sebagai bantuan konsumtif, tetapi juga dikembangkan dalam bentuk program pemberdayaan ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
ARTIKEL16/09/2025 | Nur Lisma Khumaida
Peran Filantropi dalam Ketahanan Pangan
Peran Filantropi dalam Ketahanan Pangan
I. Pendahuluan Ketahanan pangan merupakan isu strategis yang berhubungan langsung dengan kesejahteraan masyarakat. Konsep ini tidak hanya mencakup ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup, tetapi juga aspek keterjangkauan, kualitas gizi, serta banyaknya akses bagi seluruh lapisan masyarakat. Dalam konteks ini, filantropi memiliki peran penting sebagai penggerak tambahan yang melengkapi peran negara dan sektor swasta. Melalui praktik berbagi dan pemberdayaan, filantropi dapat menjadi instrumen efektif untuk memperkuat sistem pangan nasional. II. Definisi dan Ruang Lingkup Filantropi Filantropi dapat dipahami sebagai tindakan sukarela yang dilakukan oleh individu, komunitas, maupun lembaga dalam bentuk dana, barang, waktu, atau keahlian untuk mendukung kepentingan masyarakat. Dalam bidang pangan, filantropi tidak hanya terbatas pada pemberian bantuan konsumtif, tetapi juga mencakup program jangka panjang yang berfokus pada kemandirian, seperti peningkatan kapasitas petani, pembangunan infrastruktur pertanian, dan penelitian inovasi pangan. Peran Filantropi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Meningkatkan Akses terhadap Pangan Filantropi dapat membantu masyarakat miskin dan rentan agar tetap memiliki akses terhadap pangan yang bergizi melalui program bantuan langsung, bank pangan, maupun subsidi harga pangan. Mendorong Inovasi Pertanian Banyak lembaga filantropi yang memberikan penelitian pertanian berkelanjutan, teknologi hemat air, dan bibit unggul. Dukungan ini mendorong terciptanya inovasi yang relevan dengan kebutuhan petani kecil. Pemberdayaan Komunitas Lokal Filantropi berperan dalam memperkuat kelembagaan masyarakat, seperti koperasi tani, kelompok wanita tani, dan usaha mikro berbasis pangan. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya menerima bantuan, tetapi juga mampu mengelola produksi dan mendistribusikan pangan secara mandiri. Membangun Jaringan Kolaborasi Peran filantropi seringkali bersifat menjembatani, yakni menghubungkan pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan komunitas. Kolaborasi ini menghasilkan sinergi dalam merancang program ketahanan pangan yang lebih efektif. Contoh Implementasi Program penyediaan modal usaha mikro bagi petani hortikultura. Pengembangan gudang penyimpanan hasil panen yang dibiayai oleh lembaga filantropi. Program pelatihan urban farming di kawasan padat penduduk. Bank pangan yang menyalurkan kelebihan produk pertanian ke masyarakat rendah. III. Dampak Positif Keterlibatan filantropi terbukti memberikan manfaat nyata, seperti menekan angka kelaparan, meningkatkan pendapatan petani kecil, serta memperluas kesempatan kerja di sektor pertanian. Lebih jauh lagi, inisiatif ini juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya pada tujuan menghapus kelaparan dan kemiskinan. Tantangan Meski berperan strategis, filantropi juga menghadapi kendala, antara lain: Kurangnya koordinasi antar-lembaga. Keterbatasan data terkait kelompok penerima manfaat. Program risiko yang terlalu bersifat karitatif dan kurang berorientasi pada kemandirian. IV. Kesimpulan Filantropi mempunyai kontribusi signifikan dalam memperkuat ketahanan pangan. Melalui program yang terencana, berkelanjutan, dan berbasis kolaborasi, filantropi dapat melengkapi peran negara dan pasar dalam memastikan setiap warga memperoleh akses pangan yang layak. Ke depan, peran ini akan semakin maju seiring meningkatnya tantangan perubahan iklim, pertumbuhan penduduk, serta dinamika sosial-ekonomi masyarakat.
ARTIKEL16/09/2025 | Muhammad Fachrudin
Doa untuk Negeri Tercinta, Indonesia
Doa untuk Negeri Tercinta, Indonesia
Indonesia adalah tanah air kita, tempat lahir, tumbuh, dan berjuang. Sebagai bangsa yang besar dengan beragam suku, bahasa, dan budaya, doa untuk negeri menjadi wujud cinta dan tanggung jawab kita kepada Ibu Pertiwi. Doa adalah senjata orang beriman, dan melalui doa, kita memohon kepada Allah SWT agar Indonesia senantiasa diberkahi, dilindungi, dan diberi jalan kebaikan. Berikut 3 doa untuk negeri tercinta, Indonesia : 1. Doa untuk Keamanan dan Kedamaian Bangsa Artinya: “Ya Allah, jadikanlah negeri ini negeri yang aman, tentram, penuh ketenteraman, kesejahteraan, dan kebahagiaan.” Doa ini menjadi harapan agar Indonesia terhindar dari segala bentuk perpecahan, konflik, maupun bencana yang dapat merusak persatuan bangsa. Semoga keamanan dan kedamaian melestarikan negeri kita. 2. Doa untuk Pemimpin yang Adil dan Amanah Artinya: “Ya Allah, berilah petunjuk kepada para pemimpin kami menuju jalan yang Engkau cintai dan ridhai, serta jadikan mereka rahmat bagi rakyat yang pimpin mereka.” Pemimpin yang adil dan amanah adalah kunci kemajuan bangsa. Dengan doa ini, kami memohon agar para pemimpin Indonesia diberi kekuatan, keikhlasan, dan kebijaksanaan dalam memimpin demi kemaslahatan umat. 3. Doa untuk Kemakmuran dan Keberkahan Negeri Artinya: “Ya Allah, berkahilah rezeki kami, jangan jadikan dunia sebagai tujuan utama kami, dan jadikanlah akhirat sebagai tempat kembali kami.” Doa ini sebagai permohonan agar Indonesia dilimpahi keberkahan pada sumber daya alam, hasil bumi, dan rezeki yang bermanfaat bagi seluruh rakyat. Kemakmuran bukan hanya soal harta, tapi juga keberkahan hidup bersama. Penutup Doa adalah ikhtiar spiritual yang melengkapi usaha nyata kita dalam membangun bangsa. Dengan doa, kita berharap Allah SWT senantiasa menjaga Indonesia agar tetap berdiri kokoh sebagai negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur - negeri yang baik dan mendapat ampunan dari Allah. Semoga melalui doa ini, Indonesia senantiasa dilindungi, diberkahi, dan diberikan masa depan yang cerah bagi seluruh rakyatnya.
ARTIKEL01/09/2025 | Otnay
Bulan Rabiul Awal: Sejarah, Keutamaan, dan Amalan yang Dianjurkan
Bulan Rabiul Awal: Sejarah, Keutamaan, dan Amalan yang Dianjurkan
Apa Itu Bulan Rabiul Awal? Bulan Rabiul Awal adalah bulan ketiga dalam kalender Hijriyah yang memiliki kedudukan istimewa bagi umat Islam. Bulan ini dikenal sebagai bulan lahirnya Nabi Muhammad, tepatnya pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah. Peristiwa kelahiran Rasulullah kemudian dikenal dengan istilah Maulid Nabi Muhammad . Selain sebagai bulan kelahiran Nabi, Rabiul Awal juga menjadi momentum umat Islam untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui berbagai amalan ibadah. Sejarah Penting di Bulan Rabiul Awal Beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi pada bulan Rabiul Awal, antara lain: Kelahiran Nabi Muhammad – pada tanggal 12 Rabiul Awal, yang merayakan umat Islam di seluruh dunia dengan peringatan Maulid Nabi. Hijrah Nabi ke Madinah – meski hijrah dimulai di bulan Safar, Rasulullah tiba di Madinah pada bulan Rabiul Awal. Wafatnya Nabi Muhammad – juga terjadi pada 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah. Dengan demikian, bulan Rabiul Awal memiliki momen besar dalam sejarah Islam, baik kelahiran maupun wafatnya Rasulullah. Keutamaan Bulan Rabiul Awal Beberapa keutamaan bulan Rabiul Awal yang sering dicari umat Islam, antara lain: Bulan penuh sejarah karena menjadi saksi perjalanan hidup Nabi Muhammad. Momentum memperbanyak shalawat sebagai bentuk cinta kepada Rasulullah. Kesempatan mempertebal iman dengan memperingati Maulid Nabi melalui kajian, dzikir, dan amal sholeh. Momen meneladani akhlak Nabi dalam kehidupan sehari-hari. Amalan yang disebarkan di Bulan Rabiul Awal Meskipun tidak ada amalan khusus yang diwajibkan, beberapa ibadah yang dianjurkan di bulan Rabiul Awal antara lain: Memperbanyak shalawat Nabi – sebagai bentuk cinta kepada Rasulullah. Mengadakan majelis ilmu dan dzikir – memperingati Maulid Nabi dengan pengajian, ceramah, atau kajian Islam. Sedekah dan berbagi kepada sesama – meneladani akhlak mulia Nabi Muhammad. Mempelajari sirah Nabi – mengenal sejarah perjuangan Rasulullah agar bisa meneladani kehidupannya. Shalat sunnah dan membaca Al-Qur'an – memperbanyak amal ibadah sebagai bekal akhirat. Makna Maulid Nabi Muhammad Peringatan Maulid Nabi bukan sekedar perayaan, melainkan momen untuk: Mengingat kembali perjuangan Rasulullah dalam menyebarkan Islam. Meneladani akhlak, keikhlasan, dan kepemimpinan Nabi. Memperkuat ukhuwah Islamiyah melalui kegiatan bersama umat. Zakat, Infak, dan Sedekah di Bulan Rabiul Awal Meneladani Rasulullah yang gemar berbagi, salah satu amalan terbaik di bulan Rabiul Awal adalah dengan menunaikan Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) . Melalui ZIS, kita dapat membantu sesama yang membutuhkan, sekaligus menyucikan harta yang kita miliki. Di Surabaya, penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah bisa dilakukan melalui BAZNAS Kota Surabaya. Dana yang terkumpul akan disalurkan untuk berbagai program kemanusiaan, pendidikan, kesehatan, hingga pemberdayaan ekonomi mustahik. Dengan berzakat di BAZNAS Kota Surabaya, kami juga turut menjaga keberkahan rezeki sekaligus membantu mewujudkan masyarakat Surabaya yang lebih sejahtera. Cara Menunaikan Zakat, Infak, dan Sedekah di BAZNAS Kota Surabaya Anda dapat menyebarkan ZIS dengan mudah melalui: 1. Datang langsung ke kantor BAZNAS Kota Surabaya, Jl. Medokan Asri Bar. X No.19. 2. Melalui kantor digital kami silahkan kunjungi link berikut: Bit.ly/RAKSAZA_SURABAYA 3. Melalui layanan muzaki dengan menghubungi nomor whatsapps: 08 2323 2626 21 Kesimpulan Bulan Rabiul Awal adalah bulan penuh keberkahan dan sejarah penting dalam Islam. Selain memperbanyak shalawat, memperingati Maulid Nabi, dan mempelajari sirah Rasulullah, umat Islam juga dianjurkan untuk memperbanyak amalan kebaikan seperti zakat, infak, dan sedekah. Mari kita wujudkan cinta kepada Rasulullah ? dengan berbagi melalui BAZNAS Kota Surabaya , agar keberkahan bulan Rabiul Awal semakin terasa, baik untuk diri kita maupun untuk masyarakat yang membutuhkan.
ARTIKEL25/08/2025 | Otnay
Jadikan Rabu Wekasan Sebagai Sarana Semangat Bersedekah
Jadikan Rabu Wekasan Sebagai Sarana Semangat Bersedekah
Apa Itu Rebo Wekasan? Rebo Wekasan adalah sebutan untuk hari Rabu terakhir di bulan Safar dalam kalender Hijriah. Dalam tradisi Islam, khususnya di Nusantara, hari ini dikenal sebagai momentum untuk memperbanyak doa, memohon perlindungan dari marabahaya, serta meningkatkan amal kebaikan. Kata wekasan berasal dari bahasa Jawa yang berarti “terakhir”. Oleh karena itu, Rebo Wekasan diperingati dengan doa bersama, pembacaan ayat suci Al-Qur’an, dzikir, shalawat, dan sedekah. Amalan dan Makna Rebo Wekasan Di berbagai daerah, Rebo Wekasan diperingati dengan berbagai bentuk ibadah, antara lain: Shalat sunnah memohon keselamatan. Doa tolak bala agar dijauhkan dari marabahaya. Dzikir dan shalawat untuk memperkuat iman. Sedekah untuk membantu sesama. Peran BAZNAS Kota Surabaya Semangat Rebo Wekasan yang identik dengan doa dan sedekah sejalan dengan peran BAZNAS Kota Surabaya sebagai lembaga resmi pengelola Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS). Dengan menyalurkan Zakat, Infak, dan Sedekah melalui BAZNAS, masyarakat Surabaya tidak hanya melanjutkan tradisi kebaikan pada Rebo Wekasan, tetapi juga turut membantu saudara yang membutuhkan sehingga doa dan ikhtiar yang dipanjatkan semakin sempurna. Mari jadikan Rebo Wekasan sebagai momentum memperkuat doa, ibadah, dan kepedulian sosial. Bersama BAZNAS Kota Surabaya, mari kita tebarkan keberkahan melalui Zakat, Infak, dan Sedekah, agar doa keselamatan di hari penuh makna ini semakin lengkap dengan manfaat nyata bagi sesama.Salurkan Sedekah Anda melalui:bit.ly/RAKSAZA_SURABAYA
ARTIKEL19/08/2025 | Otnay
10 Amalan yang dianjurkan ketika Bulan Ramadhan
10 Amalan yang dianjurkan ketika Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan ampunan. Selama bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan amalan kebaikan guna mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Berikut beberapa amalan yang dianjurkan selama bulan Ramadhan: 1. Berpuasa dengan Ikhlas Puasa di bulan Ramadhan merupakan kewajiban bagi setiap Muslim yang sudah baligh dan mampu. Menjalankan puasa dengan penuh keikhlasan serta menghindari hal-hal yang dapat membatalkannya adalah bentuk ibadah utama di bulan ini. 2. Shalat Tarawih Shalat Tarawih adalah shalat sunnah yang hanya dilakukan pada malam bulan Ramadhan. Shalat ini dapat dilakukan secara berjamaah di masjid atau sendiri di rumah. 3. Membaca Al-Qur’an Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an, sehingga umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak membaca, memahami, dan mengamalkan isi Al-Qur’an. Beberapa orang bahkan berusaha untuk khatam Al-Qur’an selama bulan ini. 4. Bersedekah Memberikan sedekah di bulan Ramadhan memiliki keutamaan yang luar biasa. Baik berupa uang, makanan, maupun bantuan lainnya, sedekah dapat memberikan manfaat besar bagi yang membutuhkan dan memberikan pahala berlipat bagi yang memberi. 5. I’tikaf di Masjid I’tikaf adalah berdiam diri di masjid untuk beribadah, terutama pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Amalan ini dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperbanyak doa serta dzikir. 6. Memperbanyak Dzikir dan Doa Selama bulan Ramadhan, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak dzikir, istighfar, dan doa. Waktu-waktu mustajab seperti saat sahur, menjelang berbuka, dan di sepertiga malam terakhir sangat baik untuk berdoa. 7. Menyegerakan Berbuka dan Mengakhirkan Sahur Dalam sunnah Rasulullah, umat Islam dianjurkan untuk menyegerakan berbuka puasa setelah azan maghrib dan mengakhirkan sahur sebelum waktu subuh. 8. Menjaga Lisan dan Perbuatan Selain menahan lapar dan haus, puasa juga mengajarkan umat Islam untuk menjaga lisan dan perbuatan agar tidak berkata kasar, ghibah, atau melakukan hal-hal yang dapat mengurangi pahala puasa. 9. Berbuat Kebaikan dan Silaturahmi Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk mempererat silaturahmi dengan keluarga dan sesama. Selain itu, berbuat kebaikan seperti membantu orang lain atau berbagi makanan untuk berbuka juga menjadi amalan yang sangat dianjurkan. 10. Mencari Malam Lailatul Qadar Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan. Malam ini terjadi di salah satu malam ganjil pada sepuluh hari terakhir Ramadhan. Memperbanyak ibadah di malam ini sangat dianjurkan agar mendapatkan pahala yang luar biasa. Dengan menjalankan amalan-amalan tersebut, umat Islam dapat meraih keberkahan dan kemuliaan Ramadhan serta meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Semoga kita semua bisa memanfaatkan bulan suci ini dengan sebaik-baiknya. Aamiin Yaa Rabbal Alamiin.
ARTIKEL10/03/2025 | Otnay
Info Rekening Zakat

Info Rekening Zakat

Mari tunaikan zakat Anda dengan mentransfer ke rekening zakat.

BAZNAS

Info Rekening Zakat